Matahari merupakan objek alam paling bulat yang pernah terukur. Para
pakar astronomi memastikan, bulatnya Matahari melebihi yang diperkirakan
oleh model komputer.
Memperkirakan bentuk (kebulatan) dan ukuran
Matahari dari Bumi amatlah tidak mudah, karena faktor turbulensi udara
yang membiaskan cahaya dan menyebabkan pengukuran yang tidak akurat.
Begitu pula jika dari pesawat luar angkasa, hanya bisa menghasilkan
gambar-gambar dengan resolusi kurang baik.
Namun, penelitian
lebih lanjut yang dikerjakan di laboratorium Solar Dynamics Observatory
(SDO) NASA, yang baru diperkenalkan pada Februari 2010, berhasil
mengambil gambar yang layak untuk diamati.
Fisikawan di
Universitas Hawaii sekaligus peneliti matahari, Jeffrey Kuhn, yang
bersama tim internasional lainnya melakukan studi di SDO tersebut, sudah
mengambil hampir 50.000 gambar dengan resolusi tinggi selama 2,5 tahun
terakhir.
Kuhn berujar, bentuk Matahari selama ini terus
berubah-ubah dan menjadi sulit diamati. Penyebabnya karena gravitasi,
rotasi, kemagnetan, dan turbulensi di bawah permukaannya.
Sedangkan
tidak ada atmosfer di antara Matahari dengan satelit SDO yang
mengaburkan gambar, sehingga mereka berhasil mengambil gambar-gambar
definitif itu.
Setelah itu, mereka menganalisa data yang didapat.
Lewat pengukuran, ternyata apabila Matahari adalah sebuah bola pantai
(berukuran lebar 3,3 kaki), maka variasi antara perubahan kebulatan
Matahari tingkat teratas dengan terbawah yakni sekitar 17 mikron--kurang
dari tebalnya sehelai rambut.
"Kami akan update model
komputer daur Matahari dengan hasil penghitungan ini. Tujuannya untuk
melihat apakah dan bagaimana bentuk Matahari berpengaruh pada berbagai
hal," jelas Kuhn. Studi lengkap dipublikasikan dalam jurnal Science minggu ini.
Sumber : http://nationalgeographic.co.id

0 komentar :
Posting Komentar